Kamis, 16 April 2020

Narasi Puisi


Puisi itu terasa aneh jika ditentangkan dengan logika.
Sebab di dalamnya seseorang itu bisa bernama rumah dan air mata bisa bernama hujan.
Maka mustahil sebuah hujan hanya membasahi satu rumah.

Puisi itu terasa membingungkan jika hanya diraba dengan mata.
Sebab di dalamnya mata itu bisa menjadi sebuah lautan dan kepala bisa menjadi sebuah hutan.
Maka dari itu ketidakmungkinan seseorang akan bisa karam atau tersesat disana.

Puisi itu akan terlihat bodoh dan lemah jika membacanya tanpa mengikutsertakan hati.
Sebab di tubuhnya malah kerap menuliskan seseorang yang jelas-jelas tega menyakiti.

Puisi itu unik dan berharga jika kamu paham betul bagaimana cara menyelaminya.
Sebab sebenarnya puisi itu adalah tubuh bernyawa yang mengunakan rima sebagai baju dan majas sebagai celana.
Maka jika kamu mampu menyelami sedalam-dalam palungnya, kamu akan mampu melihatnya bertelanjang.
Dan di saat itu pula kamu akan menemukan puisi yang sesungguhnya.

Sebab puisi itu berarti puisi.